Selasa, 20 Desember 2011


Tabulampot
Menciptakan nuansa “kebun buah mini” sebagai penghias halaman rumah…? kenapa tidak…! Menghias halaman rumah sekaligus menghasilkan buah yang kita inginkan.. Tapi bagaimana caranya..? Jawaban nya adalah : Tabulampot ( Tanaman Buah Dalam Pot )
Bagi para pecinta tanaman, tabulampot sudah tak asing lagi. Berbagai tanaman buah yang dulu hanya ditanam di kebun luas, kini dihadirkan di atas media pot atau drum.  Hanya belum banyak yang mencoba akan hal itu.
Kemungkinan disebabkan karena tabulampot seringkali mogok berbuah, bahkan tak pernah berbuah sekali pun. Dan yang terparah mati sebelum berbuah. Padahal tanaman dalam pot sebetulnya bisa menghasilkan buah, asal kita tahu rahasianya.
Biasanya wadah tanam tabulampot adalah pot dari tanah liat. Ukurannya tergantung kondisi bibit yang hendak ditanam. Misalnya, untuk bibit setinggi 50 cm bisa digunakan pot berdiameter 30 cm.
Namun untuk tabulampot sebaiknya gunakan wadah tanaman berupa drum. Ukuran drum sebaiknya agak besar, sebab ukuran bibitnya juga agak besar. Sebagai pedoman gunakan bibit yang setinggi 60 - 75 cm dengan diameter drum sekitar 50 - 60 cm. drum ini harus diberi lubang-lubang kecil di bagian dasarnya, kemudian diberi ganjalan berupa batu atau batako, sehingga pembuangan air penyiraman lancar.
Selama ini banyak variasi media tanam untuk tabulampot. Misalnya, campuran tanah gembur, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 5 : 1 : 2. Ada juga campuran pupuk kandang, pasir, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Masih ada lagi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2, atau campuran sekam dan pasir dengan perbandingan 1 : 1. Yang perlu diketahui, tabulampot sangat sensitif  terhadap media tanam yang memadat, yang mengakibatkan daun cepat mongering lalu rontok. Maka gunakan campuran : Pupuk kandang : sekam : tanah gembur dengan perbandingan 1 : 1 : 1. .Sebaik nya  pupuk kandang yang sudah diberi insektisida furadan 3 G sebanyak 100 gram per drum untuk pencegahan serangan hama.

Tahap-Tahap Penanaman.
Pertama, masukkan pecahan batu bata ke dasar drum hingga mencapai seperempat bagian drum.
·         Di atas lapisan batu bata, isikan selapis ijuk atau humus atau daun-daun kering
·         Masukkan campuran tanah sekam dan pupuk kandang.
·         Siram hingga cukup baasah.
Keluhan sering muncul ketika tabulampot tak mau berbuah lagi. Bahkan seumur-umur hanya berbuah sekali setelah itu macet. Padahal perawatan sudah dilakukan. Termasuk penyiraman dan pemupukan. Jika menghadapi problema seperti itu jangan cepat-cepat putus asa, tanaman masih bisa direkayasa. Caranya keluarkan tanaman dari drum, amati kondisi fisiknya, lalu pangkas sebagian daunnya. Setelah itu tanam langsung di tanah. Siapkan juga media tanam (pupuk kandang) yang baru. Bila sudah tampak tunas-tunas baru, pimdahkan tanaman dari tanah lapang ke drum.

Cara Menananm Bibit Dalam Pot
Sediakan polybag kemudian siram media tanam ke dalamnya, kemudian sobek dan keluarkan bibit bersama tanahnya. Kemudian pangkas akar, daun, dan cabang yang tampak panjang.
  1. Gali media dalam drum membentuk lubang. Sesuaikan ukuran lubang dengan ukuran perakaran bibit.
  2. Tambahkan pupuk NPK, dengan perbandingan 15 ; 15 : 15, sebanyak 100 gram, kemudian diaduk hingga merata.
  3. Masukkan bibit ke lubang dalam drum pelan-pelan, kemudian tekan tanah pada bagian pangkal bibit pelan-pelan.
  4. Siram sampai cukup basah.
  5. Untuk sementara waktu beri tutup kantung plastic transaparan dan letakkan di tempat yang teduh. Singkirkan tutup apabila sudah tumbuh tunas-tunas baru.
Tips Perawatan
Dalam penanaman tabulampot perawatan sangat penting dan harus dilakukan karena bisa menjadi kunci keberhasilan
Berikut ini perawatan yang harus dilakukan :
  1. Penyiraman
Pada musim kemarau, penyiraman sangat perlu. Jika menggunakan air PAM sebaiknya endapkan dulu semalam karena mengandung kaporit. Usahakan jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam. Genangan air menimbulkan penyakit busuk akar.
  1. Penggemburan
Usahakan media tanam tidak memadat. Pemadatan media tanam biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu lakukan penggemburan dengan menggunakan sekop kecil. Hal ini dilakukan secara hati-hati jangan sampai merusak akarnya.
  1. Pemupukan
Walaupun media tanam mengguanakan pupuk kandang, pupuk organic juga masih diperlukan. Sampai umur 2 tahun, setiap 4 bulan tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 2 gram per drum. Sejak umur 3 tahun dan seterusnya setiap drum diberi 100 gram NPK (15:15:15). Caranya benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup basah.
  1. Pemangkasan
Pemangkasan tabulampot di samping untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar tampak pendek, juga agar cabang dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan perdana dilakukan saat tanaman berumur kurang dari setahun, atau tinggi batang sekitar 75 – 100 cm dari permukaan drum. Cara pemangksan adalah, untuk pemangkasan perdana, pilih 3 batang primer. Bila panjang cabang primer mencapai 50cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder. Pilih hanya tiga cabang sekunder per cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hingga tiga cabang tersier. Nah, dari tiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan.
Pemilihan bibit juga tak kalah penting. Bibit yang baik tentu akan menghasilkan – secara kualitas dan kuantitas – pertumbuhan dan perkembangan yang jempolan. Sangat dianjurkan untuk memilih bibit tanaman buah yang jelas asal-usulnya. Artinya, bibit dibeli dari penangkar tanaman yang baik dan terpercaya.
Urusan bibit selesai, langkah berikut menyiapkan media tanam dan pot. Media tanam yang digunakan untuk tanaman buah dalam pot sebaiknya memenuhi syarat minimal, yaitu mengandung tanah sebesar 50% , pasir 20%  dan bahan organic 30%.
Dari syarat minimal tadi, bisa diterjemahkan menjadi berbagai macam komposisi bahan dasar sebagai media tanaman buah dalam pot. Bahan dasar untuk media tanam terdiri atas tanah, pupuk kandang, kompos, pupuk kimiawi dan bahan lain sebbagai tambahan.
Pemilihan pot yang tepat menjadi modal awal bagi pertumbuhan tanaman. Pot yang digunakan bisa dipilih dengan memanfaatkan kaleng biscuit bekas, sisa galon air mineral, ember bekas, drum bekas senyawa kimia dan lainnya. Agar menghindari kontaminasi konttaminasi zat, disarankan membeli wadah yang sudah dicuci. Wadah yang paling bagus adalah drum bekas. Wadah ini mampu menampung semua system pengakaran.
Pemupukan harus dilakukan sesuai dosis takaran. Kelebihan dan kekurangan dosis tertentu berdampak buruk bagi tanaman itu. Jenis pupuk yang bisa dipilih memang beraneka ragam. Yang pasti tanaman buah buth unsur hara makro, seperti N, P, K daan unsur hara mikro seperti Ca, Mg, dan S. unsur hara mineral itu merupakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cermati pula waktu dan cara pemupukan.
Langkah terakhir, pengawasan terhadap hama dan penyakit tanaman. Factor pengganggu ini bisa menyebabkan gagal panen. Pada tanaman buah juga dikenal teknik pemangkasan. Tujuannya, untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan produksi. Pemangkasan juga mampu menjaga kelembaban tanaman sehingga tak mudah terserang hama dan penyakit.
Berdasarkan umur tanaman, pemangkasan terbagi menjadi tiga, yaitu pemangkasan pada pembibitan, pemangkasan tanaman yang belum menghasilkan dan pemangkasan tanaman yang sudah mennghasilkan. Dilihat dari tujuannya, pemangkasan dibedakan menjadi empat, yaitu pemangkasan bentuk, pemeliharaan, produksi dan peremajaan.
Bagi sebagian peng hobi, tabulampot bisa jadi lahan bisnis yang menarik. Dengan perawatan yang cermat, tabulampot mampu menyedot perhatian siapa saja. Tajuk tanaman yang tak terlalu tinggi dengan disusupi gerombol buah di ujung cabang, apalagi saat dicicipi buahnya, terasa manis dan segar, siapa  yang tak kepincut.jadi jangan heran bila ada tanaman buah dalam pot yang mampu mencapai harga 3 juta rupiah.